Pernah memimpikan film animasi karya anak bangsa mendapatkan pengakuan dunia?
Mimpi itu saat ini sedang berusaha diwujudkan lewat proyek ambisius film animasi
2D Battle of Surabaya.
Walau belum rampung, trailer animasi yang mengambil setting Agresi Militer I
tahun 1945 ini telah mendapatkan nominasi Best Foreign Animation Trailer
dalam 15th Annual Golden Trailer Award, dan juara
di International Movie Trailer Festival (IMTF) 2013,
untuk kategori People’s Choice Award.
Kita patut memberikan MSV Pictures (STMIK Amikom Yogyakarta)
apresiasi karena telah membawa nama Indonesia ke kancah Internasional.
Berbekal rasa ingin tahu, maka siang itu saya menyambangi Muhammad Suyanto,
produser sekaligus penulis skenario Battle of Surabaya di kantornya,
kampus STMIK Amikom Yogyakarta.
Pria ramah ini membawa saya berkeliling kampus,
termasuk melihat-lihat penggarapan Battle of Surabaya
dan proyek mereka berikutnya, animasi 3D Fire and Ice.
produser sekaligus penulis skenario Battle of Surabaya di kantornya,
kampus STMIK Amikom Yogyakarta.
Pria ramah ini membawa saya berkeliling kampus,
termasuk melihat-lihat penggarapan Battle of Surabaya
dan proyek mereka berikutnya, animasi 3D Fire and Ice.
Menurut Suyanto, Battle of Surabaya memang dipersiapkan
menjadi film animasi kelas dunia.
Bahkan film ini sudah dilirik oleh Walt Disney.
Dilihat dari segi pola cerita, Battle of Surabaya mengikuti
film box office Hollywood sebagaimana yang ia tulis dalam
bukunya The Oscar Winners And Box Office: The Secret of Screenplay.
Penggunaan pola tersebut merupakan salah satu tolak ukur
sebuah film untuk dapat disebut “kelas dunia”.
Lebih lanjut, berikut petikan perbincangan dengan Muhammad Suyanto.
( thank to : indonesiakreatif.net )
menjadi film animasi kelas dunia.
Bahkan film ini sudah dilirik oleh Walt Disney.
Dilihat dari segi pola cerita, Battle of Surabaya mengikuti
film box office Hollywood sebagaimana yang ia tulis dalam
bukunya The Oscar Winners And Box Office: The Secret of Screenplay.
Penggunaan pola tersebut merupakan salah satu tolak ukur
sebuah film untuk dapat disebut “kelas dunia”.
Lebih lanjut, berikut petikan perbincangan dengan Muhammad Suyanto.
( thank to : indonesiakreatif.net )
No comments:
Post a Comment